"Death is easy.
Peaceful.
Life is harder..."
Mati itu gampang. Damai. Sedangkan hidup itu lebih keras.
Butuh perjuangan banyak banget untuk arungi hidup. Butuh kerja keras yang super gede.
Apalagi, hidup nggak gitu-gitu ajah. Ada rintangan dan masalah. Pasti.
Tapi justru itu yang naasnya, sering mendasari orang untuk berpikiran bahwa hidup itu membosankan, sumpek, dan gila.
Biasanya, saat mendapati masalah. Tiba-tiba aja pikiran itu melesat. Lalu sekonyong-konyong semuanya gelap dan buram. Akal sehat mati. Kita nggak bisa berpikir. Apapun serba halal.
Wow.
Kau akan tahu bahwa yang terjadi sesudahnya bisa benar-benar dahsyat. Normally, pegang cutter utawa pisau daging terus digesek-gesekkan ke urat nadi tangan sampai keluar si merah. Ada juga yang pergi beli tali atau nyolong tali tambang gede yang ada di dermaga buat digelung di leher sampai membekas.
Kalau di kasus-kasusnya Conan atau Kang Sherlock Holmes lebih mudah lagi. Apapun bisa jadi alat. Nggak perlu beli tali tambang atau bela-belain badan lebam karena digebukin nahkoda (hah! Ngawor! xP), tinggal pake senar gitar atau tali lampu.
BOSEN !
NGGAK UP 2 DATE !
Masih banyak cara lain yang lebih keren dan masuk akal!
Seperti...
Lhoh?! Lhoh?!
Hey, jangan baca ini.
Kok jadi cari cara buat mati, sih?
HOY! Bukan ini maksudku. Jangan berani-berani membaca bagian ini, oke?
Lupakan saja. Huvth...
Well, aku udah tenang kayaknya.
Hah! Sinting kali, ya? Oke.
Sekarang kita tidak membahas cara-cara untuk mati.
Jujur saja, aku juga pernah berpikiran begitu. Bukan berpikir mau mati, tapi putus asa dan nggak melakukan apa-apa. Itu terjadi saat aku frustasi karena masalah dan... tugas sekolah. Padahal aku masih SMP. Haha. Memang begitu. Mungkin karena kurang percaya diri bahwa aku bisa melakukan apapun yang kumau dan kuyakini. Jangan pernah mencontoh aku, ya frenn!
Bukannya mau curhat. Intinya, tidak boleh ada pikiran begitu.
Kau sudah terlanjur lahir, jadi buatlah yang terbaik, untuk orang sekitar dan untuk dirimu sendiri. Kalau keputusannya adalah kau hidup, berarti kau punya tujuan di dalamnya. Tuhan sudah memberikan fasilitas hidup—teman, keluarga, lingkungan, cinta, rasa senang—jadi harus kau manfaatkan dengan baik. Lakukan tugasmu dan jangan mau menyerah.
Toh nantinya kau akan mati. Kau pasti mati karena... masih ingat fakta bahwa hanya Tuhan-lahyang abadi, kawan? Ya, itu dia. Jadi nggak ada gunanya menjemput kematian. Tunggu saja dengan melakukan kewajiban yang sudah diperintahkan Tuhan.
Mati juga nggak semudah itu, lho... asal kamu tahu saja. Kalau kau punya cukup amal untuk dipertaruhkan, kau bisa bernapas lega. Ingat itu baik-baik.
Udah baca Twilight Saga?
Nah... di situ dijelaskan betapa rumitnya para vampir kalau mau mati. Mereka suka iri sama manusia yang mudah sekali mati. Udah nggak tidur, nggak pernah capek, nggak mati pula. Wow. Makanya, bersyukurlah jadi manusia. Selain punya batas jangka hidup, kita juga bisa merasakan nikmatnya tidur setelah seharian beraktivitas. Hehe. Jangan salah gunakan kematian, ya guyz.
Sekali lagi, hidup memang keras. Ya, untuk itulah kau hidup. Coba, sih bisa nggak kita optimis dan yakin pada keputusan Tuhan dan kemampuan kita untuk mengubahnya menjadi lebih baik?
Konyol sekali kan, ya orang-orang itu?
Hahahahaahahaha. Aku menertawakan diriku sendiri, nih. AYUL, how dare U said that?
Tentu saja. Aku juga akan mencobanya, kawan. Aku cuma manusia biasa, sama seperti kalian kok. Aku harus berusaha. Jadi aku nggak sekedar ngomong tok. Bener kan? Kita maju sama-sama, yookk... oke, prend? xD.xD.xD.xD
"Death is easy.
Peaceful.
Life is harder..."
Don’t be Silly… Just Wait and Take Control.
No comments:
Post a Comment