15 March 2013

Gifty Power

Setiap orang, katanya, memiliki bakat masing-masing. Ada yang sejak kecil sudah menunjukkan kecenderungan yang berhubungan dengan bakatnya, ada yang dimulai begitu dewasa.

Ambil saja contoh. Orang yang menganggap logikanya main, dengan yang menganggap logikanya kurang on. Atau keadaan lainnya seperti orang yang science-oriented dan social one. Saat memilih, pasti mereka merasa memang paling bisa di situ, atau yang di sini. Tapi apa benar?

Apa benar hanya didasari rasa suka dan minat? Lantas aku apa?

Aku enjoy kok, jujur deh. The point is, banyak orang berkata bahwa apa yang bisa dengan hebat kita lakukan adalah bakat. "Ouhh.. That's a gift! Good for you." Tssahh.

Rasa-rasanya aku kurang percaya. Mungkin, sebenarnya semua orang bisa melakukan apapun yang diinginkan. Bukan berdasarkan minat dan bakat itu sendiri. Sepertinya bakat ada karena dipicu untuk ada. Bakat muncul karena dipancing, lalu diasah. Jadi kalau mau bisa, harus latihan terus-menerus supaya unggul.

Atau mungkin pemikiran ini hanya sebuah penolakan. Ya karena aku hidup dengan menyimpan sifat keras kepala dan tidak bisa jadi orang yang tidak bisa. Know what I mean? Mengenai orang-orang yang kurang cepat dalam menyelesaikan problem matematika dan langsung bilang, "Tuh kan, emang aku nggak bisa kok kalau hitung-hitungan gini. Payah, payah." In the other side, orang-orang yang tidak mengerti sejarah dan segala pelajaran lain yang berhubungan dengan sambung-menyambung kata, berkata, "Tuh kan, emang aku gak bakat di hafalan. Aku cuma bisa hitung-hitungan." 

Aku percaya hal seperti itu tidak hanya membawa nama bakat. Aku percaya kata-kata orientasi tersebut perlu dipatahkan. Dan aku percaya kemampuan kita bisa naik level dengan latihan dan menjadi terbiasa.

Ya, memang ini sudah H-30 menuju Ujian Nasional. Super high tension, indeed. Thanks for reminding me.

No comments: